Iqror Khasyatullah, balita
berumur tiga tahun ini tak sedikitpun terlihat sedih. Padahal, anak
pasangan Sugeng (49) dan Ulufi Winarsih (35) warga RT 1 RW 1 Desa Slawi
Kulon, Kabupaten Tegal, menderita kanker mata sejak Agustus 2012 lalu.
Iqror telah mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis, namun
untuk biaya pengobatan sehari-hari, keluarga masih butuh uluran tangan
dermawan.
Saat kedatangan sejumlah wartawan, Iqror sempat ketakutan dan
menangis. Namun, setelah dijelaskan oleh ibunya, Iqror malah berusaha
mengakrabkan diri dan mengajak bercanda. ’’Tadi, Iqror takut dibawa ke
rumah sakit lagi,’’ kata Ulufi.
Kendati mata Iqror sudah tidak bisa melihat setelah divonis dokter
menderita kanker mata, anak yang sebelumnya didiagnosa menderita
penyakit anemia itu seolah tak mau menyerah. Bahkan, Iqror menganggap
dirinya masih bisa melihat. ’’Kalau berjalan tidak mau digandeng. Dia
(Iqror-red) bermain layaknya seperti anak yang bisa melihat,’’ ujar
Ulufi yang kerap dimarahi Iqror kalau menangisi penderitaan anaknya itu.
’’Kalau umi (ibu-red) menangis, Iqror juga ikut menangis,’’ kata Iqror dengan lugunya.
Semangat Iqror untuk cepat sembuh sangat tinggi. Iqror tak pernah
mengeluh dengan penyakit yang dideritanya sekarang. Namun, Iqror selalu
menangis saat akan dibawa ke rumah sakit. Iqror agaknya bosan dengan
suasana rumah sakit yang dijalaninya selama ini.
’’Iqror ingin cepat sembuh agar bisa naik pesawat terbang,’’ ucap Iqror yang tertawa lepas saat bermain lampu senter.
Sugeng menjelaskan, Iqror lahir normal layaknya anak-anak yang lain.
Namun, sejak Agustus 2012 anaknya kerap bolak-balik ke rumah sakit
karena kerap kekurangan darah.
Bola Mata Membesar
Dokter sempat bingung dengan kondisi anaknya, sehingga dilakukan
pemeriksaan secara menyeluruh. Hasilnya, Iqror didiagnosa menderita
kanker mata. Sejak saat itu, anaknya mengalami perubahan di mata dan
kepalanya.
Kepala dan bola mata Iqror terus membesar, bahkan bola matanya
seolah-olah akan keluar. ’’Iqror harus menjalami kemoterapi. Ini sudah
berjalan tiga kali, padahal membutuhkan delapan kali untuk kemoterapi,’’
kata Sugeng yang keseharian bekerja serabutan itu.
Dijelaskan, biaya perawatan selama ini ditanggung pemerintah dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
Salurkan donasi untuk Iqror Khasyatullah melalui Komunitas Sosial Pin Merah. Semoga dengan donasi yang anda berikan dapat meringankan beban. Informasi Donasi Ardi 085786669953
0 komentar:
Posting Komentar